Stupidiot , Band Indie Asal Indonesia ini mungkin masih asing terdengar ditelinga anda , bahkan banyak dari anda mungkin belum pernah mendengar karya-karyanya. Karya perdana mereka bisa didownload di www.4share.com
atau bisa langsung Klik disini
Grup yang identik dengan kata “We don’t stupid , We don’t idiot , We Just Stupidiot ini beranggotakan :
Klik disini untuk melihat page Facebooknya.
Klik disini untuk melihat page Facebooknya atau ,
Klik disini untuk melihat page Twitternya.
Taufiqurahman
Klik disini untuk melihat Facebooknya.
Gila! Mungkin sebutan yang pantas untuk mereka , begiyu kita mendengar single single dikarya perdananya sama sekali tidak menyentuh bahkan menyerempet lirik tentang cinta. Lirik Cinta yang kini mungkin hampir ada disetiap lagu di Indonesia , dan lagu cinta pula yang dengan mudah buming di Industri Musik Indonesia.
Mungkin justru ini yang ingin mereka berikan pada Industri Musik Tanah Air. Ya , sesuatu yang beda ditengah kepenatan masyarakat Indonesia yang muak di Jejali dengan lagu-lagu cinta.
Stupidiot (stupid audio territory) nama yang di dasarkan pada anak-anak kampung yang tak punya skill bermusik, tak punya bakat memegang alat musik,dan tak mahir juga menyanyikan lagu. Stupidiot yang di gawangi Angga Pranajaya (vox/guitar), Fahmi Aziz(bass/back vox), dan Top-X(drum) terbentuk sejak tahun 2007 ketika Fahmi dan Angga satu kelas di SMA 3 Brebes. Dengan nama awal SESAT dan personil a...wal 5 orang. Kemudian seiring waktu berganti menjadi hanya 3 orang dengan amunisi Angga pada gitar/vox, Ozzi pada bass dan Fahmi pada drum. Bertahan dengan mengcover lagu-lagu dari superman is dead, green day, blink 182 dan status penggembira di berbagi festival musik di brebes, tegal dan sekitarnya sampai mereka lulus SMA ahun 2009. Vakum selama hampir satu tahun Stupidiot kemudian kembali bergabung di tahun 2010 dengan pergantian posisi Ozzi keluar kemudian bass di isi Fahmi dan tambahan personil baru Top-X pada drum, di tahun 2011 Stupidiot merekam 3 buah amunisi lagu baru Sesat, Hidup Seperti Ini, dan Emosi diri. Dan pada akhirnya segoblok dan setolol apapun mereka dalam bermain musik, mereka akan tetap berjuang untuk mimpi dan Dunia yang lebih baik. \m/
